Adu kebut Motor Tertua Di Dunia
Lomba
adu kebut motor sudah dikenal sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh
FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut
sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa
karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada
masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah
kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan
mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah
perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti
kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan
Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas
yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.
Tercatat gelaran motogp
juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam
AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc),
Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial
team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi
bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya
adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka
menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960).
Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan
sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara
berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan
mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah
perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat
tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia
disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an).
Untuk rider, akhir 1960
munculah sebuah nama yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo
Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini.
Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo
Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi
yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi
MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang
menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga
awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara
dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli,
dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda,
Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor
dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah
Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti
filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal
dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk
pertama kalinya joint dimotogp lewat rider Freddie Spencer. Tahun
1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada
tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern
dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu
yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat
menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne
Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu.
Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan
NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga
cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).
Setelah gaung rider Italia
meredup pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi
adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti
menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa
terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk
memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman
meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin
Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa
para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak
lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap
tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu
kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012
Organisasi dalam MotoGP
Kesuksesan
Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix
antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM
(Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi
di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri
pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga
menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal
keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan
yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis
pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari
sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA
(International Road racing Team Association), anggota organisasi ini
terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang
tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat
memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara
lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA
(Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam
MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti
kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan
pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat
penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia,
apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim
yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian
kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal
dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di
negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang,
ataupun kejuaraan Eropa.
Para
pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa
kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino
Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal
dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin
Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Setiap
peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai
organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan
balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2
tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan.
Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor
bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan
musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.
Pada
tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor
MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari
pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan
keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris
Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun
2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9
km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit
Monza di tahun 2004.
Keputusan
pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan
metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi
yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan
Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi
satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang
baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin
mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa
sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000
cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.
Mesin
yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan
dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi
sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor
untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder
antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan
berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah
mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga
lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin
yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda
menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan
Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor
yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan
saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi
antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat
dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti
titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga
menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya
adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine
management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi
mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.
Jika
motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat
kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc
relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama
dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan
balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu
dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan
Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin
yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua
buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan
manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk
(700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak
permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP
Adu kebut Motor Tertua Di Dunia
Lomba
adu kebut motor sudah dikenal sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh
FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut
sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa
karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada
masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah
kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan
mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah
perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti
kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan
Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas
yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.
Tercatat gelaran motogp
juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam
AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc),
Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial
team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi
bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya
adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka
menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960).
Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan
sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara
berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan
mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah
perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat
tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia
disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an).
Untuk rider, akhir 1960
munculah sebuah nama yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo
Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini.
Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo
Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi
yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi
MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang
menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga
awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara
dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli,
dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda,
Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor
dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah
Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti
filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal
dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk
pertama kalinya joint dimotogp lewat rider Freddie Spencer. Tahun
1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada
tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern
dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu
yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat
menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne
Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu.
Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan
NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga
cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).
Setelah gaung rider Italia
meredup pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi
adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti
menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa
terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk
memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman
meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin
Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa
para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak
lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap
tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu
kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012
Organisasi dalam MotoGP
Kesuksesan
Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix
antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM
(Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi
di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri
pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga
menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal
keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan
yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis
pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari
sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA
(International Road racing Team Association), anggota organisasi ini
terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang
tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat
memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara
lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA
(Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam
MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti
kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan
pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat
penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia,
apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim
yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian
kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal
dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di
negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang,
ataupun kejuaraan Eropa.
Para
pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa
kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino
Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal
dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin
Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Setiap
peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai
organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan
balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2
tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan.
Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor
bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan
musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.
Pada
tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor
MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari
pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan
keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris
Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun
2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9
km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit
Monza di tahun 2004.
Keputusan
pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan
metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi
yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan
Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi
satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang
baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin
mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa
sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000
cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.
Mesin
yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan
dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi
sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor
untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder
antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan
berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah
mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga
lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin
yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda
menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan
Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor
yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan
saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi
antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat
dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti
titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga
menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya
adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine
management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi
mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.
Jika
motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat
kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc
relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama
dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan
balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu
dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan
Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin
yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua
buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan
manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk
(700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak
permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP
Adu kebut Motor Tertua Di Dunia
Lomba
adu kebut motor sudah dikenal sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh
FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut
sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa
karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada
masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah
kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan
mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah
perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti
kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan
Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas
yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.
Tercatat gelaran motogp
juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam
AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc),
Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial
team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi
bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya
adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka
menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960).
Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan
sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara
berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan
mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah
perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat
tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia
disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an).
Untuk rider, akhir 1960
munculah sebuah nama yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo
Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini.
Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo
Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi
yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi
MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang
menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga
awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara
dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli,
dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda,
Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor
dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah
Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti
filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal
dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk
pertama kalinya joint dimotogp lewat rider Freddie Spencer. Tahun
1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada
tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern
dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu
yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat
menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne
Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu.
Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan
NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga
cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).
Setelah gaung rider Italia
meredup pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi
adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti
menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa
terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk
memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman
meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin
Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa
para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak
lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap
tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu
kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012
Organisasi dalam MotoGP
Kesuksesan
Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix
antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM
(Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi
di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri
pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga
menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal
keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan
yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis
pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari
sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA
(International Road racing Team Association), anggota organisasi ini
terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang
tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat
memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara
lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA
(Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam
MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti
kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan
pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat
penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia,
apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim
yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian
kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal
dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di
negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang,
ataupun kejuaraan Eropa.
Para
pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa
kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino
Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal
dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin
Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Setiap
peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai
organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan
balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2
tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan.
Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor
bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan
musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.
Pada
tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor
MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari
pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan
keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris
Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun
2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9
km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit
Monza di tahun 2004.
Keputusan
pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan
metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi
yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan
Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi
satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang
baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin
mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa
sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000
cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.
Mesin
yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan
dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi
sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor
untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder
antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan
berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah
mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga
lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin
yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda
menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan
Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor
yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan
saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi
antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat
dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti
titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga
menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya
adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine
management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi
mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.
Jika
motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat
kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc
relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama
dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan
balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu
dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan
Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin
yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua
buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan
manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk
(700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak
permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP
Adu kebut Motor Tertua Di Dunia
Lomba
adu kebut motor sudah dikenal sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh
FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut
sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa
karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada
masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah
kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan
mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah
perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti
kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan
Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas
yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.
Tercatat gelaran motogp
juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam
AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc),
Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial
team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi
bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya
adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka
menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960).
Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan
sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara
berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan
mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah
perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat
tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia
disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an).
Untuk rider, akhir 1960
munculah sebuah nama yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo
Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini.
Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo
Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi
yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi
MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang
menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga
awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara
dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli,
dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda,
Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor
dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah
Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti
filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal
dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk
pertama kalinya joint dimotogp lewat rider Freddie Spencer. Tahun
1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada
tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern
dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu
yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat
menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne
Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu.
Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan
NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga
cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).
Setelah gaung rider Italia
meredup pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi
adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti
menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa
terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk
memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman
meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin
Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa
para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak
lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap
tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu
kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012
Organisasi dalam MotoGP
Kesuksesan
Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix
antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM
(Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi
di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri
pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga
menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal
keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan
yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis
pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari
sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA
(International Road racing Team Association), anggota organisasi ini
terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang
tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat
memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara
lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA
(Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam
MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti
kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan
pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat
penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia,
apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim
yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian
kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal
dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di
negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang,
ataupun kejuaraan Eropa.
Para
pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa
kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino
Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal
dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin
Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Setiap
peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai
organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan
balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2
tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan.
Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor
bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan
musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.
Pada
tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor
MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari
pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan
keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris
Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun
2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9
km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit
Monza di tahun 2004.
Keputusan
pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan
metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi
yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan
Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi
satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang
baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin
mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa
sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000
cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.
Mesin
yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan
dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi
sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor
untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder
antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan
berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah
mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga
lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin
yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda
menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan
Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor
yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan
saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi
antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat
dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti
titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga
menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya
adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine
management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi
mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.
Jika
motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat
kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc
relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama
dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan
balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu
dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan
Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin
yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua
buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan
manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk
(700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak
permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP
Adu kebut Motor Tertua Di Dunia
Lomba
adu kebut motor sudah dikenal sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh
FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut
sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa
karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada
masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah
kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan
mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah
perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti
kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan
Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas
yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.
Tercatat gelaran motogp
juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam
AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc),
Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial
team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi
bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya
adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka
menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960).
Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan
sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara
berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan
mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah
perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat
tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia
disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an).
Untuk rider, akhir 1960
munculah sebuah nama yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo
Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini.
Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo
Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi
yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi
MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang
menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga
awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara
dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli,
dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda,
Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor
dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah
Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti
filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal
dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk
pertama kalinya joint dimotogp lewat rider Freddie Spencer. Tahun
1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada
tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern
dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu
yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat
menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne
Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu.
Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan
NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga
cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).
Setelah gaung rider Italia
meredup pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi
adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti
menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa
terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk
memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman
meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin
Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa
para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak
lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap
tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu
kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012
Organisasi dalam MotoGP
Kesuksesan
Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix
antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM
(Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi
di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri
pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga
menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal
keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan
yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis
pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari
sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA
(International Road racing Team Association), anggota organisasi ini
terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang
tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat
memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara
lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA
(Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam
MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti
kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan
pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat
penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia,
apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim
yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian
kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal
dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di
negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang,
ataupun kejuaraan Eropa.
Para
pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa
kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino
Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal
dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin
Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Setiap
peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai
organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan
balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2
tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan.
Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor
bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan
musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.
Pada
tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor
MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari
pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan
keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris
Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun
2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9
km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit
Monza di tahun 2004.
Keputusan
pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan
metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi
yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan
Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi
satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang
baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin
mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa
sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000
cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.
Mesin
yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan
dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi
sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor
untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder
antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan
berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah
mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga
lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin
yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda
menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan
Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor
yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan
saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi
antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat
dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti
titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga
menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya
adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine
management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi
mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.
Jika
motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat
kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc
relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama
dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan
balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu
dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan
Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin
yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua
buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan
manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk
(700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak
permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP
Adu kebut Motor Tertua Di Dunia
Lomba
adu kebut motor sudah dikenal sejak tahun 1900. Kala itu dikelola oleh
FICM (Federation Internationale Des Clubs Motocyclistes) disebut
sebagai kakek buyutnya FIM saat ini. Lomba dominan dilakukan dieropa
karena perkembangan tehnologi khususnya motor belum begitu mendunia pada
masa itu. FICM yang dibentuk pada tahun 1938 mengumumkan sebuah
kejuaraan balap motor dieropa. Tapi rencana tersebut tidak berjalan
mulus dikarenakan terbentur dengan meletusnya perang dunia dua. Setelah
perang usai baru kejuaraan balap motor hidup kembali, pelan tapi pasti
kompetisi sudah mulai merambah ke tingkat internasional. Kejuaraan
Motogp akhirnya diadakan secara resmi pada tahun 1949, dibagi 4 kelas
yaitu kelas utama 500cc, 350cc, 250cc dan 125cc.
Tercatat gelaran motogp
juara dunia pertama kali dimenangkan oleh Leslie Graham tergabung dalam
AJS Porcupine team(500cc), Freddie frith pada Velocette team (350cc),
Bruno Ruffo pada Moto guzzi team (250cc) dan Nello Pagani pada Mondial
team (125cc). Dekade itu manufaktur Italia, Mondial dan Moto Guzzi
bersama Gilera dan MV Agusta mendominasi perlombaan Motogp. Puncaknya
adalah sekitar tahun 1950an MV Agusta tidak tanggung-tanggung mereka
menyapu bersih 4 kelas berbeda dalam 3 musim berturut-turut (1958-1960).
Dan selama 17 tahun dominasinya di 500cc tidak pernah terpecahkan
sebagai pabrikan yang bisa memenangkan kelas para raja itu secara
berkesinambungan sejak tahun 1958 – 1974 hingga akhirnya pelan-pelan
mahkota itu digerogoti oleh pabrikan Jepang yang mulai exist setelah
perang dunia II. Motor-motor Jepang mulai booming ditahun 1960. Lewat
tiga merk kala itu Honda, Suzuki dan Yamaha meneror pabrikan Italia
disemua kelas 125cc, 250cc dan 500cc (1960an).
Untuk rider, akhir 1960
munculah sebuah nama yg cukup menonjol krn prestasinya yaitu Giacomo
Agostini. tahun 1960 adalah tahun bersejarah buat Giacomo Agostini.
Tahun itulah dia mulai mengukir namanya dalam sejarah Motogp. Giacomo
Agostini adalah rider tersukses sepanjang masa (hanya Valentino Rossi
yang mendekati rekornya). Masa keemasannya ketika dia menunggangi
MV-Agusta (1968). Karena semakin mahalnya biaya memaksa pabrikan Jepang
menarik diri ikut Motogp dan hanya Yamaha yang tersisa kala itu. Hingga
awal 1970an baru mereka kembali bergabung. Pada periode itu gelar juara
dunia diperebutkan oleh pabrikan eropa (Bultaco, Kreidler, Morbidelli,
dan MV Agusta) Amerika (Harley Davidson) dan Jepang (Yamaha, Honda,
Kawasaki). Dominasi MV Agusta sudah sedikit terganggu oleh motor-motor
dari Jepang. Setelah hampir 12thn istirahat Honda kembali dikancah
Motogp (pertengahan 1970) dan pada sekitar tahun 1983 mereka mengganti
filosofi dari mesin 4tak berganti mesin 2tak (V3 500) lebih terkenal
dengan NS500. NS500 sukses mengantarkan Honda menjadi juara dunia untuk
pertama kalinya joint dimotogp lewat rider Freddie Spencer. Tahun
1980-1990 adalah tahun dimana pabrikan Jepang sangat mendominasi. Pada
tahun itulah kualitas motor racing masuk pada tahap tehnologi modern
dengan tingkat persaingan sangat ketat. Pertarungan antar merk yaitu
yamaha, Honda dan Suzuki menghasilkan duel-duel klasik yang sangat
menarik. Tercatat Eddie Lawson, Randy Mamola, Freddie Spencer, Wayne
Rainey, dan Kevin Schwantz adalah rider-rider brilian pada masa itu.
Generasi tahun 1990 keatas 500cc didominasi oleh Michael Dohan dengan
NSR 500. Doohan berhasil menorehkan record 5 kali juara dunia hingga
cedera memaksa dia harus pensiun dini dari kancah Motogp (1999).
Setelah gaung rider Italia
meredup pasca Agostini pada tahun 1997 muncul Valentino Rossi. Rossi
adalah rider juara dunia penutup diseri 500cc 2tak sebelum mesin diganti
menjadi 4tak 990cc. Pada jenjang perjalanannya mesin 990cc dirasa
terlalu kencang sehingga pihak FIM mengeluarkan regulasi baru untuk
memangkas tingkat kecepatan dengan tujuan safety (berdasarkan pengalaman
meninggalnya Daijaro kato pada april 2003). So efektif tahun 2007 mesin
Motogp dilakukan downgrade lagi menjadi 800cc hingga sekarang. Analisa
para petinggi FIM ternyata salah, karena mesin 800cc ternyata tidak
lebih pelan dari mesin 990 (Kemajuan teknologi) khususnya dalam melahap
tikungan sehingga wacana kuat sedang digodok untuk mengembalikan adu
kebut motor kelas premium ini kembali ke 990cc pada tahun 2012
Organisasi dalam MotoGP
Kesuksesan
Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix
antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.
FIM
(Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi
di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri
pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga
menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal
keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan
yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis
pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari
sebuah kejuaraan balap motor.
Dorna
adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain
Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap
kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.
IRTA
(International Road racing Team Association), anggota organisasi ini
terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang
tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat
memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara
lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.
MSMA
(Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam
MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti
kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan
pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan
peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain
yang tergabung di komisi Grand Prix.
Karier Pembalap
Terdapat
penjenjangan karier bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia,
apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim
yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125 cc, kelas 250 cc, kemudian
kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125 cc sendiri berasal
dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di
negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang,
ataupun kejuaraan Eropa.
Para
pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa
kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250 cc seperti Valentino
Rossi,Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal
dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti
Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin
Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen.
Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas
dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor
bermesin 4 tak 990 cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2
tak 500 cc yang boleh digunakan.
Spesifikasi
Setiap
peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai
organisasi yang berwenang melakukannya. FIM membentuk dan mengeluarkan
peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan
balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2
tak 500 cc dan 4 tak 990 cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan.
Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor
bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan
musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.
Pada
tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor
MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800 cc. Alasan yang dikemukakan dari
pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan
keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan
mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor
kecepatan MotoGP saat ini adalah 347,4 km/jam yang dicetak oleh Loris
Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun
2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369,9
km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit
Monza di tahun 2004.
Keputusan
pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800 cc (daripada dengan
metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi
yang diizinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan
Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi
satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang
baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin
mereka. Pembatasan menjadi 800 cc juga menimbulkan kontroversi bahwa
sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000
cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.
Mesin
yang digunakan dalam kelas 125 cc dibatasi sebanyak satu silinder dan
dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250 cc dibatasi
sebanyak dua silinder dengan berat minimal 100 kilogram.
Motor-motor
untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder
antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan
berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah
mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga
lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin
yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda
menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan
Suzuki menggunakan empat silinder.
Motor-motor
yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan
saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi
antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat
dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti
titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga
menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya
adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine
management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi
mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.
Jika
motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat
kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125 cc dan 250 cc
relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125 cc kurang lebih sama
dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan
balap motor nasional di seluruh dunia.
Satu
dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan
Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin
yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua
buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan
manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk
(700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak
permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP